Indonesia menyimpan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Dengan keanekaragaman suku bangsa yang ada,masing-masing memiliki adat istiadat tersendiri, membuat aneka pernak-pernik kebudayaannya-pun menjadi kian beragam. Salah satu hasil budaya tersebut adalah berupa KEBAYA, yang telah dijadikan sebagai busana nasional. Kebaya hadir diantara manifestasi budaya yang lain, seperti halnya pakaian adat berbagai suku di Indonesia. Puluhan tahun silam, model kebaya hanyalah terlihat sangat “biasa”, apalagi jika kita melihat dalam sejarah masa lampau, seperti halnya di Era Kartini. Saat itu, “image” kita tentang kebaya hanyalah merupakan baju daerah biasa yang pemakaiannya diselaraskan dengan kain panjang bermotif yang umumnya berasal dari Jawa. Oleh karena penampilan secara keseluruhan tanpa menggunakan banyak detail yang menarik, akhirnya kita sebagai wanita merasa enggan memakai kebaya. Perasaan ini timbul karena dengan memakai kebaya, maka akan terkesan “kuno”.
Sebagai bukti sumbangsih & kecintaan, demi melestarikan serta mengembangkan hasil kebudayaan bangsa Indonesia, rumah mode Royal Sulam by Amy Atmanto menyelenggarakan fashion show kebaya dengan tema: Cinta Kami Pada Kebaya ‘Our Eternal Love in Romancing History’. Acara ini diselenggarakan pada 2 Mei 2006, bertempat di Boulevard Lounge, Hotel Nikko Jakarta. Royal Sulam merupakan rumah mode yang mengambil spesialisasi pada payet, bordir, gaun, & kebaya. Lewat rancangannya, Amy menginginkan agar kaum wanita Indonesia lebih mencintai budaya busana berkebaya. Saat ini, keberadaan kebaya bukan lagi menjadi busana yang old fashioned.
Dengan modifikasi yang baik melalui haute couture cutting dan detail pelengkapnya, menempatkan kebaya menjadi suatu busana yang glamour, anggun, & berwibawa. Tersirat ada kekuatan magis yang sulit dijabarkan namun energinya sangat jelas terlihat. Pada akhirnya, kita sebagai wanita akan sangat bangga & percaya diri mengenakan kebaya. Amy juga berharap agar eksistensi kebaya mendapatkan tempat tersendiri di hati wanita Indonesia, sama halnya ketika wanita Jepang bangga saat memakai kimono ataupun wanita India yang percaya diri saat memakai saree.
Beragam kebaya cantik aneka warna diperagakan oleh selebriti Indonesia pecinta kebaya. Mereka adalah: Nadine Chandrawinata (Puteri Indonesia 2005), Annisa Trihapsari, Marini Zumarnis, Nova Eliza, Cut Memey, Ussy Susilawaty, Yati Octavia, Diana Pungky, Happy Salma, Yuni Sulistiawati, & Gracia Indri. Turut serta tampil adalah Susana S – salah satu pejabat di kepolisian.Dalam balutan kebaya yang santun, mereka semua tampil elegan, glamour, sekaligus cantik, berkat sapuan kosmetik Mustika Ratu, dalam trend terbaru 2006, Swarna Swarga. Warna-warna ini yang terinspirasi dari keindahan taman surgawi dengan beragam puspa dan bidadari-bidadari yang jelita.
Sopan, elegant, charming, berkarakter…, merupakan kata-kata yang tepat bagi kebaya Royal Sulam by Amy Atmanto ini. Dalam lima tahun berkiprah, hasil karya Amy telah menembus pasaran Singapore, Brunei, & Malaysia. Dengan sentuhan imajinasi serta kreasi terhadap garis-garis (couture) pada setiap lekuk tubuh si pemakai, terciptalah suatu keindahan kebaya yang mewah, anggun, dan sangat berwibawa. Keunikan hasil karya Amy ini dapat juga terlihat dari paduan warna, detail motif/payet yang dipilih serta padanan garis pola. Semua itu dibuat sesuai dengan karakter dan psikologi si pemakai. Dengan cara-cara seperti ini, aura si pemakai kebaya akan “muncul” & terpancar penuh pesona. Hal ini disebabkan oleh karena kebaya bukan semata jenis busana, tapi lebih merupakan jiwa, yang akan “berbicara” pada setiap pemakainya.
Setiap orang memiliki aura yang berbeda. Untuk menemukan sesuatu yang spesial dalam diri individu, diperlukan pengenalan yang mendalam, sebelum memutuskan desain kebaya yang paling cocok untuk orang tersebut. Lewat kepribadian, pembawaan dan selera, akan tercipta kebaya yang mencerminkan karakter jiwa pemakainya. Di Royal Sulam by Amy Atmanto ini, busana tersedia berdasarkan pesanan (made by order), setelah melalui beberapa tahap, seperti penyesuaian kepribadian / karakter, warna kulit, postur tubuh, motif, dan lainnya. Dengan demikian, setiap customer akan mendapatkan pelayanan yang maksimal agar hasil yang diinginkan dapat tercapai sempurna. Tak hanya dari segi kebaya, namun unsur pelengkap seperti asesoris dan sepatu harus turut mencerminkan karakter orang tersebut. Pada akhirnya kita menyadari, dengan berbagai keistimewaannya, maka pantas dikatakan bila kebaya merupakan fashion icon Indonesia yang patut kita banggakan.
Sebagai bukti sumbangsih & kecintaan, demi melestarikan serta mengembangkan hasil kebudayaan bangsa Indonesia, rumah mode Royal Sulam by Amy Atmanto menyelenggarakan fashion show kebaya dengan tema: Cinta Kami Pada Kebaya ‘Our Eternal Love in Romancing History’. Acara ini diselenggarakan pada 2 Mei 2006, bertempat di Boulevard Lounge, Hotel Nikko Jakarta. Royal Sulam merupakan rumah mode yang mengambil spesialisasi pada payet, bordir, gaun, & kebaya. Lewat rancangannya, Amy menginginkan agar kaum wanita Indonesia lebih mencintai budaya busana berkebaya. Saat ini, keberadaan kebaya bukan lagi menjadi busana yang old fashioned.
Dengan modifikasi yang baik melalui haute couture cutting dan detail pelengkapnya, menempatkan kebaya menjadi suatu busana yang glamour, anggun, & berwibawa. Tersirat ada kekuatan magis yang sulit dijabarkan namun energinya sangat jelas terlihat. Pada akhirnya, kita sebagai wanita akan sangat bangga & percaya diri mengenakan kebaya. Amy juga berharap agar eksistensi kebaya mendapatkan tempat tersendiri di hati wanita Indonesia, sama halnya ketika wanita Jepang bangga saat memakai kimono ataupun wanita India yang percaya diri saat memakai saree.
Beragam kebaya cantik aneka warna diperagakan oleh selebriti Indonesia pecinta kebaya. Mereka adalah: Nadine Chandrawinata (Puteri Indonesia 2005), Annisa Trihapsari, Marini Zumarnis, Nova Eliza, Cut Memey, Ussy Susilawaty, Yati Octavia, Diana Pungky, Happy Salma, Yuni Sulistiawati, & Gracia Indri. Turut serta tampil adalah Susana S – salah satu pejabat di kepolisian.Dalam balutan kebaya yang santun, mereka semua tampil elegan, glamour, sekaligus cantik, berkat sapuan kosmetik Mustika Ratu, dalam trend terbaru 2006, Swarna Swarga. Warna-warna ini yang terinspirasi dari keindahan taman surgawi dengan beragam puspa dan bidadari-bidadari yang jelita.
Sopan, elegant, charming, berkarakter…, merupakan kata-kata yang tepat bagi kebaya Royal Sulam by Amy Atmanto ini. Dalam lima tahun berkiprah, hasil karya Amy telah menembus pasaran Singapore, Brunei, & Malaysia. Dengan sentuhan imajinasi serta kreasi terhadap garis-garis (couture) pada setiap lekuk tubuh si pemakai, terciptalah suatu keindahan kebaya yang mewah, anggun, dan sangat berwibawa. Keunikan hasil karya Amy ini dapat juga terlihat dari paduan warna, detail motif/payet yang dipilih serta padanan garis pola. Semua itu dibuat sesuai dengan karakter dan psikologi si pemakai. Dengan cara-cara seperti ini, aura si pemakai kebaya akan “muncul” & terpancar penuh pesona. Hal ini disebabkan oleh karena kebaya bukan semata jenis busana, tapi lebih merupakan jiwa, yang akan “berbicara” pada setiap pemakainya.
Setiap orang memiliki aura yang berbeda. Untuk menemukan sesuatu yang spesial dalam diri individu, diperlukan pengenalan yang mendalam, sebelum memutuskan desain kebaya yang paling cocok untuk orang tersebut. Lewat kepribadian, pembawaan dan selera, akan tercipta kebaya yang mencerminkan karakter jiwa pemakainya. Di Royal Sulam by Amy Atmanto ini, busana tersedia berdasarkan pesanan (made by order), setelah melalui beberapa tahap, seperti penyesuaian kepribadian / karakter, warna kulit, postur tubuh, motif, dan lainnya. Dengan demikian, setiap customer akan mendapatkan pelayanan yang maksimal agar hasil yang diinginkan dapat tercapai sempurna. Tak hanya dari segi kebaya, namun unsur pelengkap seperti asesoris dan sepatu harus turut mencerminkan karakter orang tersebut. Pada akhirnya kita menyadari, dengan berbagai keistimewaannya, maka pantas dikatakan bila kebaya merupakan fashion icon Indonesia yang patut kita banggakan.
0 comments:
Post a Comment